
Masih terekam jelas di benak kita, sebuah pesta demokrasi sempat kita rayakan pada tanggal 7 Juli di Bumi Gora.. Dari ujung Ampenan sampai ujung Sape rakyat NTB turut ambil bagian dalam PILKADASUNG ini. Namun tidak sedikit dari mereka yang dapat melihat sosok pemimpin yang dapat membawa perubahan dan harapan bagi NTB. Ada beberapa catatan kecil yang menjadi bahan evaluasi bersama, selama prosesi sakralisasi ini berlangsung,. Mulai dari pencarian calon putera terbaik NTB yang diusung oleh Partai Politik atau koalisi beberapa partai Politik, kampanye politik yang tentunya serangkai dengan janji-janji politik, pemilihan disetiap wilayah, sampai pada terpilihnya Gubernur Baru. Tentunya secara demokratis merupakan hasil suara terbanyak yang dipilih oleh rakyat NTB termasuk mahasiswa pun dirasa memiliki pengaruh besar didalamnya. Lantas seperti apakah peran Mahasiswa sebagai bagian dari penyemarak pesta demokrasi NTB saat itu ? Gebrakan apa saja yang sudah dilakukan dalam mengawali sekaligus mengawasi jalannya PILKADASUNG ?
Melihat perjalanan gerakan mahasiswa dalam mengawali PILKADASUNG ini, banyak pihak yang mempertanyakan eksistensi dan kemurnian gerakannya. Terlebih bagi gerakan mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya sebagai ormahas berbasis ISLAM. Alasan inilah yang kemudian diantisipasi dan di tepis kembali oleh mahasiswa jauh-jauh hari sebelum Pilkadasung dimulai. Sejarah telah merekam, di Bumi Gora mahasiswa telah bersuara lantang melalui berbagai bentuk aksi/demonstrasi yang tergabung dalam berbagai ormahas-ormahas Islam lainnya. Aksi ini sudah tak terhitung jumlahnya. Unjuk taring pun terlihat pada saat aksi meredam Isu kartun Nabi Muhammad S.A.W, aksi terhadap Film Fitna dan aksi terhadap korupsi yang dilakukan oleh anggota pejabat pemerintah NTB yang mewarnai sela-sela aktivas mahasiswa, dan rangkaian-rankaian aksi lainnya yang lebih dramatis dan fenomenal. Dengan segenap jiwa dan raga, di bawah terik matahari, bermandikan keringat dan bersimbah debu, mereka menuntut keadilan, ya keadilan atas segala kebobrokan yang dilakukan para pemimpin internasional, bangsa, dan NTB!
Mahasiswa memiliki peran strategis dalam kancah pergolakan bangsa. Disatu sisi mahasiswa mampu mem-presure pemerintah melalui tangan kanannya, disisi lain mahasiswa pun bisa berinteraksi dengan golongan proletar dan sampai masyarakat elit sekalipun. Tak banyak yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam mengawasi peta ketidak adilan di NTB. Namun paling tidak rakyat bisa mengetahui, bahwa kondisi NTB saat ini lagi mengalami degradaasi kepemimpinan. Pewacanaan mahasiswa dihadapan publik, diharapkan menjadi lumbung inspirasi rakyat dalam berfikir.
Berkaca dari beberapa kasus yang sekiranya memnjarakan rakyat NTB di lubang hitam kemiskinan dan kebodohan, mahasiswa sebagai agent of change dan agent of control, tidak rela jika NTB ini dipimpin oleh tikus-tikus berdasi yang tidak bertanggung jawab dan senang menggrogoti uang rakyat. Padahal dana tersebut bukan untuk digerogoti bersama konco-konconya, tapi harus disalurkan ke perut rakyat sebagai penyambung urat nadi yang semakin hari semakin lemah. Belum selesai kasus korupsi ditangani, pilkadasung NTB pun mengiringi.
Kalau kita bercermin dari pemerintahan gubernur NTB yang masih menjabat sampai sebelum terpilihnya gubernur baru, rupanya banyak kebobrokan pemerintahan yang telah dilakukannya termasuk isu korupsi dana 24,5 milyar yang melibatkan 18 orang pejabat. Bertolak dari polemik seperti ini, mahasiswa tidak tinggal diam. Bahkan, pada saat isu pencalonan Gubernur dan wakil Gubernur waktu itu, ketua Bem Unram 2007-2008 Mawardi Khaeri dan Ketua DPM Unram Hijrah Saputra (sekarang Ketua BEM Unram 2008-2009) mendatangi kantor KPUD NTB untuk mencalonkan diri sebagai cagub dan cawagub 2008-20013 dengan menamakan diri sebagai Kabinet MARAH. Kabinet yang berbasiskan mahasiswa dari aliansi BEM NTB RAYA ini bertujuan membentuk pemerintahan yang anti korupsi dan bebas dari jerat otoriter. Pencalonan mereka sebagai cagub dan cawagub menunjukkan sebuah bukti ketidakpuasan mahasiswa terhadap para pejabat kita yang duduk di kursi pemerintahan.
Para pemimpin seharusnya malu dengan kepiawaian para mahasiwa yang berani menandingi kekuatan mereka. Mahasiswa bukan lagi robot yang hanya belajar di kampus dan tidak tahu dunia luar (seperti zaman orde lama), tapi lebih dari itu, mahasiswa mulai memahami perannya di masyarakat dan bagi keutuhan bangsa dan negara. Dengan kemajuan iptek dan intelektualitas yang tinggi serta jiwa revolusioner yang telah terbentuk oleh lingkungan organisasi, maka mahasiswa merasa perlu untuk mengambil peran dalam berbagai lini kehidupan termasuk sebagai pengontrol kebijakan-kebijakan pemerintah yang dinilai tidak etis dan transparansi.
Tidak terlepas pula dari penyelenggaran pilkada NTB 2008 kemarin. Mahasiswa berhak untuk menghalau segala kebobrokan-kebobrokan yang akan terjadi selama pilkada berlangsung. Di samping itu, pada dasarnya mahasiswa berkewajiban untuk memperlancar proses pilkada 2008 agar NTB betul-betul mampu menyaring cagub dan cawagub yang dapat mengangkat harkat dan derajat NTB di mata nasional dan internasional.
Tak ada kata yang pantas untuk membuat sebuah perubahan selain BERGERAK !!! totalitas dalam perjuangan akan menjadi bukti kesungguhan mahasiswa dalam mencapai tujuannya. Hasan Al Banna telah menulis sebuah ungkapan yang bergitu indah tentang sosok pemuda (mahaiswa). ”Generasi muda pada setiap bangsa merupakan tiang kebangkitam, pada setiap kebangkitan mereka adalah rahasianya, dan pada setiap gagasan, mereka adalah pembawa benderanya.. Sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang dijalannya, semakin bersemangat dalam merealisasikannya dan kesiapan beramal dan berkorban untuk mewujudkannya. Itu semua tidak terdapat pada siapapun keculai hanya ada pada diri PEMUDA”.
PILKADASUNG telah berakhir, aktivitas pun diharapkan akan kembali normal. Sepatutnya tidak ada lagi perpecahan antar tim sukses, walaupun ironisnya ada tim sukses yang tidak sukses atau sebaliknya tim sukse yang larut dalam glamoria kemenangan. Pesta demokrasi yang telah kita rayakan ini akan menjadi bukti nyata dari sekian putera terbaik daerah NTB yang pantas memimpin negeri Bumi Gora tercinta ini. Kedepan insya Allah mahasiswa akan lebih progresif, revolisioner dan professional dalam menyikapi permasalahan NTB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar